Senin, 21 Januari 2013

PAMOR KERIS Bag. 1

 

 

PAMOR

Pamor merupakan hiasan atau motif atau ornamen yang terdapat pada bilah tosan aji (Keris, Tombak,
Pedang atau Wedung dan lain lainnya). Hiasan ini dibentuk bukan karena diukir atau diserasah (Inlay)
atau dilapis tetapi karena teknik tempaan yang menyatukan beberapa unsure logam yang berlainan.
Teknik tempa ini sampai saat ini hanya dikuasai oleh para Empu dari wilayah Nusantara dan
sekitarnya saja (Malaysia, Brunei, Philipina dan Thailand) walau ada yang berpendapat asal teknik ini
dari Tibet atau Nepal, tetapi pendapat tersebut tidak beralasan sama sekali.
Diluar wilayah Nusantara dan sekitarnya biasanya hanya dikenal teknik Inlay saja seperti pedang dari
Iran atau negara Eropa lainnya sehingga walau secara seni (art) tampak indah tetapi kesan “Wingit”
nya tidak ada sama sekali.
Ada kalanya Pedang buatan Empu diluar wilayah Nusantara terdapat juga Pamor, tetapi biasanya
karena tanpa sengaja sewaktu dibuat pedang tersebut tercampur beberapa logam lainnya yang
mengakibatkan timbulnya pamor tersebut, kadangkala munculnya pamor tersebut setelah pedang
tersebut berumur ratusan tahun.
Ini pula yang mungkin menjadi dasar Empu diwilayah Nusantara (Khususnya Jawa) yang mengolah
cara pencampuran berbagai logam sehingga terbentu pamor yang indah dan bernilai seni tinggi.
Bahan pamor ini oleh kebanyakan penulis dari barat dikatakan dari bahan Nikel, padahal ini salah
sama sekali karena berdasarkan penelitian oleh Bapak. Haryono Aroembinang MSc (alm) dan
beberapa ahli di BATAN Jogjakarta didapat bukti bahwa bahan itu adalah Titanium, suatu bahan yang
baru pada abad 20 digunakan sebagai bahan pelapis kendaraan angkasa luar, padahal empu kita
sudah menggunakannya dari dulu. Ini diterangkan sebagai berikut, ketika meteor masuk ke atmosfir
bumi maka sebagian besar bahan tembaga, besi, nikel, timbel, kuningan terbakar hancur dan hanya
titanium yang bertahan sampai bumi. Bahan baku pamor dahulu dibuat dari meteor yang terdapat
dibumi sehingga keris jaman dulu banyak mengandung Titanium dan beratnya juga ringan.
Terkenal dulu bahan pamor dari Luwu, Sulawesi Selatan yang dibawa oleh pedagang dari Bugis.
Bahan Pamor yang paling terkenal adalah Pamor Prambanan, saat ini ada di Kraton Surakarta diberi
nama Kanjeng Kyai Pamor dan ukurannya sekarang tinggal sekitar 60x60x80 Cm sebesar meja kecil
karena sudah banyak digunakan empu membuat karis pesanan dari Kraton.
Setelah bahan meteorit susah didapat, barulah bahan Nikel digunakan, sehingga keris saat ini bobot
nya biasanya lebih berat dari keris kuno.

PAMOR MLUMAH, PAMOR MIRING.

Dilihat dari cara pembuatannya sebetulnya hanya dua cara pembuatan Pamor yang baik yaitu Mlumah
dan Miring. Pamor mlumah adalah lapisan-lapisan pamornya mendatar sejajar dengan permukaan
tosan aji sedangkan pamor miring lapisan pamornya tegak lurus permukaan bilah.
Ada juga tosan aji yang dibuat dengan kombinasi pamor mlumah dan miring hanya saja
pembuatannya sangat sulit, lebih sulit dari pembuatan pamor miring.
Pamor Mlumah biasanya bermotif Beras Wutah, Ngulit Semangka, Satria Pinayungan, Udan Mas,
Wulan-wulan dan sebagainya, sedangkan Pamor Miring umumnya motif Adeg, Batu Lapak, Sodo
Saeler, Tumpuk dll. Kesan Pamor Miring agak kasar bila diraba bilahnya dan nyekrak dibanding pamor
mlumah.
Apabila lipatannya banyak, baik di pamor mlumah atau
miring, maka hasilnya kemungkinan akan menjadi pamor
luluhan, praktis pamor dan besi sudah “menyatu” walau
tidak terlalu homogen, ini akan terlihat dengan
menggunakan kaca pembesar.
Pamor luluhan yang gampang terlihat antara lain di
keris buatan Empu Pitrang dijaman Blambangan, diantara
pamor Adeg pada beberapa bagian bilah tampak pamor
luluan yang sepintas seperti pamor Nggajih.Kalau lipatannya lebih banyak lagi seperti buatan Empu Pangeran Sedayu maka pamor luluhan ini
tidak tampak dengan mata telanjang dan sangat kecil atau tiad mungkin kena karat karena
menyatunya bahan pamor dengan bahan besinya.
Cara lainnya.
Ada cara lain membuat pamor selain Mlumah dan Miring yaitu dengan cara mengoleskan bahan
pamor ke bilah, biasanya bukan dari batu meteorit tetapi logam yang titik leburnya lebih rendah dari
besi, caranya dengan menuangkan bahan tersebut yang cair kebilah besi yang membara kemudian
dioleskan dengan ujung mancung (kelopak bunga) kelapa sebelum bahan cair tersebut mengeras dan
dibuat pamor yang dikehendaki si Empu. Hasilnya umumnya kasar bila diraba dan pamor ini disebut
Ngintip (dari Intip/Kerak nasi).
Cara ini hanya digunakan Empu luar keraton, empu Desa atau
disebut juga empu Njawi.
Ada lagi cara membuat pamor dengan menyiramkan bahan
pamor cair ke bilah membara dari pangkal keris keujungnya,
pamornya dinamakan Nggajih karena menyerupai lemak.

PAMOR REKAN dan PAMOR TIBAN.

Sewaktu membuat keris, Sang Empu berpasrah diri kepada Tuhan YME dan menyerahkan saja
bagaimana bentuk pamor yang terjadi maka biasanya pamor yang timbul disebut pamor Tiban,
sedangkan bila selama pembuatan direka oleh sang Empu maka pamor yang terjadi disebut pamor
rekan.
Pamor rekan sering juga gagal dalam pembuatannya, misal sang empu ingin membuat pamor Ron
Genduru tetapi jadinya malah Ganggeng Kanyut.
Sebenarnya agak sulit membedakan mana pamor rekan atau tiban karena bisa dilihat dari sudut
pandang yang berbeda-beda.

PAMOR MUNGGUL

Banyak yang menganggap pamor ini pamor titipan, selain itu banyak yang menganggap ini sebagai
pamor tiban karena tidak bisa dibuat secara sengaja.
Pamor ini seperti bisul menonjol sekitar 1 mm diatas
permukaan bilah umumnya berbentuk lingkaran, baik bulat
atau lonjong tetapi ada yang berbentuk gambar membujur
lancip panjang. Letaknya bisa dibagian sor-soran, tengah
ataupun pucuk. Bisa ditepi atau tengah bilah dan termasuk
pamor yang baik serta dicari banyak orang.

Bagaiman pamor ini timbul tidak bisa diterangkan secara
pasti, tetapi diduga saat “masuh” atau membersihkan bahan
keris dari kotoran, ada unsur logam lain yang menyelip dan
lebih keras dari unsur logam besi, tetapi ini baru dugaan saja.

PAMOR AKHODIYAT.

Namanya kadang Akordiyat, Kodiyat atau Akadiyat. Wujudnya menyerupai lelehan dari tepi bentuk
pamor dengan warna putih cemerlang keperakan dan lebih cemerlang dibanding keputihan pamor
pada umumnya.
Sebetulnya ini terjadi karena penempaan pamor tersebut dilakukan pada suhu yang tepat yang
berbeda setiap bahannya, jadi susah diduga berapa suhu yang tepat itu, sehingga banyak yang
sepakat bahwa pamor ini dikategorikan ke pamor tiban.
Di Madura biasa disebut pamor “dheling”, kalau tersebar dipermukaan bilah disebut “dheling setong”
dan dianggap mempunyai tuah baik.
Pamor dheling yang terbaik terdapat di pucuk bilah dan disebut “dheling pucuk” dan atau dibagian
peksi yang disebut “dheling peksi”.
PAMOR TITIPAN.
Pamor ini berbentuk rangkaian kecil yang
merupakan perlambang atau tuah tertentu dan
pamor ini jarang berdiri sendiri, umumnya
tergabung dengan pamor lain yang lebih
dominan, antara lain Beras Wutah, Pulo Tirto atau
Pendaringan Kebak.
Pamor ini ada yang merupakan pamor tiban, tidak
sengaja dibuat seperti Pamor Rahala, Dikiling,
Inkal, Putri Kinurung, Gedong Mingkem, Jung Isi
Dunya, Telaga Membleng dll.
Pamor titipan yang merupakan pamor rekan
antara lain yang terkenal adalah Kuto Mesir, Kul
Buntet, Udan Mas, Watu Lapak dll.
Pamor Titipan yang merupakan pamor tiban dibuat bersama dengan pamor lainnya sedangkan yang
rekan biasanya dibuat setelah pamor dominan jadi, merupakan pamur yang disusulkan.

                                    SINARASAH, KINATAH dan ETSA.

Tidak semua lukisan atau gambar yang ada dibilah keris dikategorikan sebagai pamor, yang
digolongkan sebagai pamor adalah gambar atau lukisan yang terjadi karena percampuran antara dua
atau lebih bahan logam pembuat keris. Selain pamor juga sering kita temui yang disebut Kinatah,
Serasah atau Sinarasah dan Etsa atau Kamalan.
KINATAH.
Gambaran atau lukisan pada logam yang disebabkan oleh kinatah
atau ditatah/diukir logamnya dan menghasilkan gambar atau lukisan
yang menonjol, bisa berupa tulisan, rajah, lukisan, motif bunga,
daun, binatang dan lainnya. Diatas tonjolan itu biasanya dilapisi
perak atau emas atau logam lain.
Kinatah pada keris biasanya berupa ukiran Gajah Singa dibagian
ganja keris yang menghadap ke ukiran/deder. Kinatah lain bisa juga
untuk menghias seperti keris dapur Naga Sastra, Naga Keras, Singo
Barong serta hiasan berupa lung-lungan, pari sawuli, kembang
setaman dll.
Kinatah yang menggunakan dua logam (missal emas dan perak)
biasa disebut “Silih Asih”, umpamanya Kembang Setaman pada
bagian daun dilapis emas dan bunganya dilapis perak. Kinatah yang
menghiasi hampir seluruh permukaan bilah keris disebut
“Kamarogan”.

 SINARASAH.

Hiasan Sinarasah atau Serasah ialah dengan membuat parit parit dipermukaan bilah berupa tulisan
atau yang lain kemudian dituangkan cairan logam seperti emas atau perak baru dihaluskan. Teknik ini
biasa disebut “Inlay”. Senjata yang terkenal dalam pembuatan inlay ini berupa pedang dari Iran
(Persia).

ETSA atau KAMALAN.

Cara menghias dengan cara kimiawi, Cara tradisional dengan menggunakan bahan pelican sedang
cara modernmenggunakan kimia. Banyak penipuan yang dilakukan dengan menggunakan cara ini.
Pada dasarnya teknik ini dengan meluluhkan sebagian permukaan bilah secara kimiauntuk membuat
lukisan atau tulisan tertentu dipermukaan bilah, yang paling sering diberi lukisan gambar wayang atau
beberapa tulisan arab.
Cara etsa ini bagi yang tahu sangat mudah mengerjakannya sehingga bila tertipu maka ibaratnya
pisau dapur pun bisa dibuat hiasan dan terlihat “bertuah”.
Dari ketiga cara diatas, yang paling baik adalah Cara Kinatah.
                                           
                                           PAMOR PADA BAGIAN GANJA
Pamor kadang menghias bagian ganja juga, biasanya mempunyai warna sendiri yang berbeda dengan
nama pamor bilah walau variasinya lebih sedikit. Ada yang mengatakan pamor di ganja ini juga
mempunyai tuah.
PAMOR WINIH.

Mirip pamor Udan Mas tetapi setiap sisinya hanya
ada satu atau dua bulatan, kadang hanya satu
sisi dan satu bulatan saja. Kata Winih berasal
dari “benih”. Seperti namanya , pamor ini
dipercaya mempunyai daya untuk
“menumbuhkan” suatu harapan. Juga dianggap
baik bagi mereka untuk berdagang atau
wiraswasta karena baik untuk pengembangan
modal.
PAMOR SUMBER.
Seperti Pamor Winih, hanya bulatannya paling sedikit ada tiga (gambar diatas), tuahnya sama dengan
pamor Udan Mas.
PAMOR MAS KEMAMBANG.

Mirip kue lapis, ada yang hanya dua lapis tetapi
ada yang berlapis-lapis. Baik untuk yang banyak
berhubungan dengan orang karena memperlancar
pergaulan.
PAMOR TUNDUNG MUNGSUH.

Ganja dengan pamor seperti ini jarang sekali
terdapat dan biasanya hanya pada keris “TOP”
saja, dilihat dari susunan besi dan bahan
pamornya maka pamor ini mirip dengan pamor
Ujung Gunung pada bilah keris dengan posisi
yang melintang. Tuahnya menolak mara bahaya
dan membuat lawan takut.
WULUNG.

Ganja Wulung yaitu ganja tanpa pamor, hitam
kelam saja. Khasiatnya untuk memperkuat dan
memperbesar daya tuah keris. Ganja wulung
dianggap juga sebagai kamuflase terhadap jenis
pamor pada wilahnya.

sumber:images.kerises.multiply.multiplycontent.com/.../Pamor.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar